Bio Ethics

Bio Ethics

KOMISI BIOETIKA NASIONAL memiliki situs baru komisibioetikanasional.biologi.lipi.go.id

>> Wednesday, September 26, 2018

KBN memiliki situs web baru di alamat http://komisibioetikanasional.biologi.lipi.go.id melalui situs baru ini diharapkan KBN dapat memberikan layanan informasi lengkap terkait bioetika di tingkat nasional

Read more...

PRESS RELEASE ASOSIASI SEL PUNCA INDONESIA

>> Wednesday, June 29, 2011

Symposium Stem Cell Research and Application in Indonesia: Progress and Future


Jakarta, 11 Juni 2011 – Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) akan menyelenggarakan Simposium bertema “Stem Cell Research and Application in Indonesia: Progress and Future” di Jakarta, pada tanggal 9 – 10 Juli 2011. Acara ini bermanfaat bagi para dokter (umum/spesialis), pengelola Rumah Sakit/Klinik/Anti Aging Center, pengambil kebijakan, peneliti dan para pemerhati bidang stem cell / sel punca lainnya yang berminat meng-update pengetahuan dan teknologi sel punca."Penelitian tentang sel punca manusia sudah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti pada beberapa pusat penelitian di Indonesia. Simposium ini, bertujuan melakukan sosialisasi penelitian dan pengembangan sel punca serta memperkuat kerjasama di antara para pelaku sel punca, peneliti maupun praktisi/dokter." jelas Prof. Dr. Amin Soebandrio, dr., SpMK, Ketua Dewan Ilmiah ASPI.Para peserta simposium yang diadakan di Hotel Sari Pan Pacific ini, bisa menghadiri kelas-kelas yang berjalan paralel seperti: Dasar-dasar Stem Cell I, II, III, Manfaat sel punca untuk penyakit tulang (orthopedi), saraf (neurologi), kulit, kencing manis dan endokrin, kanker (onkologi), anti aging, jantung (kardiologi). Acara yang akan menghadirkan pembicara tamu, Prof. Lee Eng Hin, MD W.Ont., FRCS(C) dari Singapura ini, merupakan kerjasama ASPI dengan KEMENRISTEK RI, IDI, FKUI/RSCM, Kalbe Farma dan SCI serta didukung oleh para sponsor lainnya. Tak ketinggalan pula akan dibahas mengenai aspek ELSI (ethical, legal, dan social implications) dari riset dan aplikasi sel punca oleh para pakar dari Indonesia seperti: Prof Dr Umar Anggara Jenie, MSc, Prof Dr dr R Sjamsuhidajat Ronokusumo, SpBD dan Prof Dr dr H Farid Anfasa Moeloek, SpOG. Selengkapnya topik dan pembicara, klik: http://aspikonas2011.wordpress.com/ Meskipun di Indonesia, sudah dilakukan berbagai macam penelitian sel punca, namun kondisi di luar negeri (seperti di ASEAN: Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina) keadaannya sudah lebih maju lagi. Hal ini terlihat dengan macam-macam layanan dan produk yang ditawarkan." ujar drg. Ferry Sandra, Ph.D., Ketua Dewan Pelaksana ASPI. Diharapkan dengan adanya Simposium ini, lanjut Ferry, para dokter dan pemangku kepentingan lainnya bisa saling mengupdate ilmu mengenai teknologi kesehatan yang menjanjikan ini.Seperti diketahui saat ini di Indonesia sudah dilakukan penelitian untuk aplikasi klinis seperti: terapi sel punca pada infark jantung, kerusakan jaringan tulang rawan (kartilago) pada osteoartritis, luka bakar, penyakit neurodegeneratif serta terhadap efek-efek penuaan (anti aging) maupun estetik. Melalui kegiatan ini diharapkan akan terjadi harmonisasi dan sinergi yang kuat diantara para peneliti dan institusi-institusi pemerintah maupun swasta yang mendukung penelitian dan pengembangan aplikas sel punca di Indonesia.Sekilas tentang ASPIAsosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) adalah organisasi non profit yang didirikan pada tahun 2008 dengan tujuan menjadi sumber terpercaya untuk hal yang berhubungan dengan sel punca. ASPI mendukung pertukaran dan penyebaran informasi dan ide-ide yang berhubungan dengan sel punca serta untuk memajukan penelitian sel punca dan kegunaannya guna mencapai tujuan akhir yaitu meningkatkan kesehatan dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Hingga saat ini, ASPI telah memiliki 300-an anggota dan 2 cabang di Surabaya dan Malang. ASPI juga giat menyelenggarakan seminar dan workshop baik untuk para anggota dan masyarakat luas. Sejak tahun 2008 hingga kina telah dilaksanakan lebih dari 10 kali seminar skala nasional

Read more...

BIOETHICS DATABASE

>> Friday, March 05, 2010

The Bioethics Database was created in 1998 and is being updated since on a regular basis. It comprises over 645 bioethics institutions (bioethics committees, commissions, training, research and documentation centres) in over 80 countries, including information on activities and publications.
Information is based on replies obtained from a widely distributed questionnaire and has been gathered in cooperation with National Commissions and Permanent Delegations to UNESCO.


UNESCO
Division of Ethics of Science and Technology
1, rue Miollis
75732 Paris Cedex 15, France
fax:(33-1) 45 68 55 15
email: geo2@unesco.org
Internet: http://www.unesco.org/bioethics


Read more...

BIOETIKA : Sebuah Pengantar

>> Tuesday, February 02, 2010


William Chang, OFM Cap.Cet.1, 2009, 135 x 200 mm, 177 hlm, KANISIUSHarga Rp 30.000,-Kategori : TeologiISBN : 978-979-21-2289-3Pemesanan : 021 - 8318633, 8290247 Yayasan Lembaga Biblika Indonesia




Buku kecil ini menolong pembaca untuk mendalami makna hidup, seksualitas, kesehatan, penyakit, kematian, dan perpanjangan hidup. Bagaimanakah manusia seharusnya menghargai hidup, menjunjung harkat dan martabat manusia, dan mengambil keputusan-keputusan penting mengenai hidup? Mengapa tidak semua campur tangan medis dengan dunia teknologi modern tidak dapat diterima dari sudut tinjau iman? Bagaimanakah pandangan global tentang manusia yang mencari kesempurnaan dalam hidupnya? Jawaban atas rentetan pertanyaan di atas tersembunyi dalam buku ini.

Read more...

Konferensi Bioetika; Rekayasa Genetis Ternak dan Pangan Masih Jadi Perdebatan Etika 4 November 2008

Rekayasa genetis pada ternak serta teknologi pangan transgenik masih menjadi bahan perdebatan etika. Penerapan teknologi tersebut bisa meningkatkan produksi demi mencukupi kebutuhan pangan umat manusia, tetapi sering kali tidak sejalan dengan keserasian alam dan nilai kemanusiaan. Persoalan bioetika tersebut mengemuka dalam Konferensi Kesembilan Bioetika Asia yang pembukaannya berlangsung di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Senin (3/11). Mengusung tema ”Hidup Sehat dan Produktif, Serasian dengan Alam”, konferensi yang akan berlangsung selama lima hari itu menampilkan 100 pembicara dari 24 negara.

Dalam sambutannya, yang dibacakan Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional Amin Subandrio, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman menyebutkan, bioetika tidak hanya membahas dampak penelitian pada manusia, tetapi juga bagi organisme lain demi keserasian alam. Oleh karena itu, etis tidaknya penerapan rekayasa genetika yang menyiksa pada ternak hingga saat ini masih menjadi pertanyaan.

Kusmayanto menjelaskan, dengan rekayasa genetika, produksi ternak bisa meningkat pesat. Namun, rekayasa genetika juga diketahui membuat ternak menderita. Contohnya, suntikan hormon bovine somatotrophin (bST) pada sapi untuk meningkatkan produksi susu hingga 15 persen. Namun, seiring dengan itu, tingkat penyakit pada sapi pun meningkat sehingga umur sapi menurun. ”Etiskah kita menyiksa ternak demi memenuhi kebutuhan umat manusia?” ujar Kusmayanto.

Jebakan pangan

Kusmayanto mengatakan, bioetika juga sangat penting bagi negara yang mengalami ”jebakan pangan” seperti Indonesia. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie mengatakan, pemindahan gen dari satu makhluk ke makhluk lain dalam metode transgenik juga masih menjadi perdebatan etika di bidang pertanian dan peternakan.”Pertanyaan yang ingin kita perjelas adalah apakah etis kita memindah-mindahkan gen manusia ke tubuh hewan atau tumbuhan hanya untuk meningkatkan produksinya,” kata Umar Anggara. (IRE)

Sumber: Kompas, Selasa, 4 November 2008 01:02 WIB

Read more...

News Bioteknologi

Welcome to Research Center for Biotechnology LIPI

The Ninth Asian Bioethics Conference

Footnote

Contents by KBN ; bio ethics pict from nature_01 template; modified & maintenance by Ahmad S.S

  © Free Blogger Templates Joy by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP