Bio Ethics

Bio Ethics

Konferensi Bioetika; Rekayasa Genetis Ternak dan Pangan Masih Jadi Perdebatan Etika 4 November 2008

>> Tuesday, February 02, 2010

Rekayasa genetis pada ternak serta teknologi pangan transgenik masih menjadi bahan perdebatan etika. Penerapan teknologi tersebut bisa meningkatkan produksi demi mencukupi kebutuhan pangan umat manusia, tetapi sering kali tidak sejalan dengan keserasian alam dan nilai kemanusiaan. Persoalan bioetika tersebut mengemuka dalam Konferensi Kesembilan Bioetika Asia yang pembukaannya berlangsung di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Senin (3/11). Mengusung tema ”Hidup Sehat dan Produktif, Serasian dengan Alam”, konferensi yang akan berlangsung selama lima hari itu menampilkan 100 pembicara dari 24 negara.

Dalam sambutannya, yang dibacakan Deputi Menteri Negara Riset dan Teknologi Bidang Pengembangan Sistem Iptek Nasional Amin Subandrio, Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman menyebutkan, bioetika tidak hanya membahas dampak penelitian pada manusia, tetapi juga bagi organisme lain demi keserasian alam. Oleh karena itu, etis tidaknya penerapan rekayasa genetika yang menyiksa pada ternak hingga saat ini masih menjadi pertanyaan.

Kusmayanto menjelaskan, dengan rekayasa genetika, produksi ternak bisa meningkat pesat. Namun, rekayasa genetika juga diketahui membuat ternak menderita. Contohnya, suntikan hormon bovine somatotrophin (bST) pada sapi untuk meningkatkan produksi susu hingga 15 persen. Namun, seiring dengan itu, tingkat penyakit pada sapi pun meningkat sehingga umur sapi menurun. ”Etiskah kita menyiksa ternak demi memenuhi kebutuhan umat manusia?” ujar Kusmayanto.

Jebakan pangan

Kusmayanto mengatakan, bioetika juga sangat penting bagi negara yang mengalami ”jebakan pangan” seperti Indonesia. Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Umar Anggara Jenie mengatakan, pemindahan gen dari satu makhluk ke makhluk lain dalam metode transgenik juga masih menjadi perdebatan etika di bidang pertanian dan peternakan.”Pertanyaan yang ingin kita perjelas adalah apakah etis kita memindah-mindahkan gen manusia ke tubuh hewan atau tumbuhan hanya untuk meningkatkan produksinya,” kata Umar Anggara. (IRE)

Sumber: Kompas, Selasa, 4 November 2008 01:02 WIB

1 komentar:

rvq1 10:36 PM  

Iya, tidak etis memang, dan selain itu juga berbahaya pada manusia dan alam itu sendiri. Sayangnya masalah etis dan tidak etis ini akan tidak berlaku jika uang yang sudah bicara.

News Bioteknologi

Welcome to Research Center for Biotechnology LIPI

The Ninth Asian Bioethics Conference

Footnote

Contents by KBN ; bio ethics pict from nature_01 template; modified & maintenance by Ahmad S.S

  © Free Blogger Templates Joy by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP