Bioetika di UNESCO

Di lingkungan UNESCO kegiatan bioetika dilakukan dalam International Bioethics Commitee (IBC). Pembahasan isyu dilakukan melalui “in-depth bioethical reflection by exposing the issues at stake. It does not pass judgment on one position or another.Instead, it is up to each country, particularly lawmakers, to reflect societal choices within the framework of national legislation and to decide between the different positions”. Sumbangan pemikiran IBC di’salur’kan ke Negara Anggota, melalui Inter-Governmental Bioethics Committee (IGBC). IGBC akan memeriksa “the advice and recommendations of the IBC”. Kedudukan keduanya diatur sekali gus dalam satu Statutes of the International Bioethics Committee (suatu permanent committee yang anggotanya diangkat oleh Director-General UNESCO).

Dalam Sidang Umum UNESCO tahun 2007 yang lalu, Indonesia ditetapkan menjadi satu dari 36 anggota Intergovernmental Bioethics Committee. Dalam pada itu Prof. Soenarto Sastrowijoto, yang juga anggota Komisi Bioetika Nasioal, diangkat oleh Director-General UNESCO menjadi anggota International Bioethics Commision.
Kesibukan penyertaan Indonesia di dalam kedua badan ini tercermin dalam jadwal persidangan yang dihadapi sebagai berikut:

• Provisional timetable of meetings of UNESCO Statutory Bodies in the field of Bioethics in 2008-2009
• 15th (ordinary) session of the International Bioethics Committee (IBC), Paris, France, 28–29 October 2008
• Joint session of the International Bioethics Committee (IBC) and the Intergovernmental Bioethics Committee (IGBC), Paris, France, 30–31 October 2008
• 16th (ordinary) session of the International Bioethics Committee (IBC), May 2009 (dates and venue to be fixed)
• 6th session of the Intergovernmental Bioethics Committee (IGBC), Paris, July 2009 (dates to be fixed).

Untuk pencapaian kinerja yang baik dan untuk kepentingan Indonesia, IGBC dan semua kegiatannya dijadikan fokus kegiatan Komisi Bioetika Nasional (KBN).●