Symposium Stem Cell Research and Application in Indonesia: Progress and Future
Jakarta, 11 Juni 2011 – Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) akan menyelenggarakan Simposium bertema “Stem Cell Research and Application in Indonesia: Progress and Future” di Jakarta, pada tanggal 9 – 10 Juli 2011. Acara ini bermanfaat bagi para dokter (umum/spesialis), pengelola Rumah Sakit/Klinik/Anti Aging Center, pengambil kebijakan, peneliti dan para pemerhati bidang stem cell / sel punca lainnya yang berminat meng-update pengetahuan dan teknologi sel punca."Penelitian tentang sel punca manusia sudah banyak dilakukan oleh sejumlah peneliti pada beberapa pusat penelitian di Indonesia. Simposium ini, bertujuan melakukan sosialisasi penelitian dan pengembangan sel punca serta memperkuat kerjasama di antara para pelaku sel punca, peneliti maupun praktisi/dokter." jelas Prof. Dr. Amin Soebandrio, dr., SpMK, Ketua Dewan Ilmiah ASPI.Para peserta simposium yang diadakan di Hotel Sari Pan Pacific ini, bisa menghadiri kelas-kelas yang berjalan paralel seperti: Dasar-dasar Stem Cell I, II, III, Manfaat sel punca untuk penyakit tulang (orthopedi), saraf (neurologi), kulit, kencing manis dan endokrin, kanker (onkologi), anti aging, jantung (kardiologi). Acara yang akan menghadirkan pembicara tamu, Prof. Lee Eng Hin, MD W.Ont., FRCS(C) dari Singapura ini, merupakan kerjasama ASPI dengan KEMENRISTEK RI, IDI, FKUI/RSCM, Kalbe Farma dan SCI serta didukung oleh para sponsor lainnya. Tak ketinggalan pula akan dibahas mengenai aspek ELSI (ethical, legal, dan social implications) dari riset dan aplikasi sel punca oleh para pakar dari Indonesia seperti: Prof Dr Umar Anggara Jenie, MSc, Prof Dr dr R Sjamsuhidajat Ronokusumo, SpBD dan Prof Dr dr H Farid Anfasa Moeloek, SpOG. Selengkapnya topik dan pembicara, klik: http://aspikonas2011.wordpress.com/ Meskipun di Indonesia, sudah dilakukan berbagai macam penelitian sel punca, namun kondisi di luar negeri (seperti di ASEAN: Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina) keadaannya sudah lebih maju lagi. Hal ini terlihat dengan macam-macam layanan dan produk yang ditawarkan." ujar drg. Ferry Sandra, Ph.D., Ketua Dewan Pelaksana ASPI. Diharapkan dengan adanya Simposium ini, lanjut Ferry, para dokter dan pemangku kepentingan lainnya bisa saling mengupdate ilmu mengenai teknologi kesehatan yang menjanjikan ini.Seperti diketahui saat ini di Indonesia sudah dilakukan penelitian untuk aplikasi klinis seperti: terapi sel punca pada infark jantung, kerusakan jaringan tulang rawan (kartilago) pada osteoartritis, luka bakar, penyakit neurodegeneratif serta terhadap efek-efek penuaan (anti aging) maupun estetik. Melalui kegiatan ini diharapkan akan terjadi harmonisasi dan sinergi yang kuat diantara para peneliti dan institusi-institusi pemerintah maupun swasta yang mendukung penelitian dan pengembangan aplikas sel punca di Indonesia.Sekilas tentang ASPIAsosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI) adalah organisasi non profit yang didirikan pada tahun 2008 dengan tujuan menjadi sumber terpercaya untuk hal yang berhubungan dengan sel punca. ASPI mendukung pertukaran dan penyebaran informasi dan ide-ide yang berhubungan dengan sel punca serta untuk memajukan penelitian sel punca dan kegunaannya guna mencapai tujuan akhir yaitu meningkatkan kesehatan dan ilmu pengetahuan di Indonesia. Hingga saat ini, ASPI telah memiliki 300-an anggota dan 2 cabang di Surabaya dan Malang. ASPI juga giat menyelenggarakan seminar dan workshop baik untuk para anggota dan masyarakat luas. Sejak tahun 2008 hingga kina telah dilaksanakan lebih dari 10 kali seminar skala nasional
Read more...